Anugrah



Berbatang batang roko lagi hari ini, dan beberapa impian lagi
jangan bicara soal teman yang hidup

disini hal itu sudah jauh tidak berarti lagi
Bukan tidak ingin menghargai eksistensi mereka dalam keseharian yang membosankan ini
hanya saja saya muak memperlihatkan diri saya yang seolah olah selalu lemah
haha tragis.
Bukan dunia yang membeci saya, tapi sebaliknya dan seluruh isinya
"kenapa harus terlalu mendramatisir keadaan ?" kadang saya selalu bertanya kalimat itu pada diri saya sendiri, tapi jawabanya selalu hilang ketika saya merasa benar benar muak untuk mempertaruhkan hidup saya sampai batas sekarang ini. Tapi terserahlah apapun penilaianya saya terlalu jijik untuk membahasnya dengan diri sendiri atau bahkan dengan orang lain. Hidup dilingkungan ilusi seperti saya ini mungkin bisa dibilang kehidupan yang autis atau apalah, saya sendiri tidak bisa memberi nama apa maksud dari semua ini dalam hidup saya haha, "inilah anugrah" hanya itu yang bisa saya terima meskipun secara mentah mentah, hidup dengan jutaan impian, saya mengakui diri saya dungu untuk mengejar segala impian saya dalam hidup yang konyol ini. Terimakasih tuhan untuk hidup ini, saya bangga karena belum tentu mereka diluar sana mengalaminya, mereka hanya bisa melihat mendengar dan menilai, ya seperti itulah bakat alami para manusia ciptaan mu sama seperti diri ini ketika merasa DUNIA INI ADALAH MILIK SAYA ! dan tanpa saya sadari saya hanya figuran di setiap episodenya. Lalu kapan saya bisa mengusir pesimisme yang meradang ini ? terlalu lelah bahkan ketika saya harus menentukan "KAPAN" saya sudah mulai diserang oleh sifat itu lagi.. jadi lupakan, biarkan keadaan yang merubah semua. Tapi keadaan tidak akan berubah semua berjalan seperti itu disetiap individu dan pola hidup yang sama akan tetap teratur, mereka saling mengubah hidupnya sendiri dan terus berubah ubah di setiap waktu hanya saya yang secara kasat mata menilai semua tetap sama dan monoton, "sungguh penilaian yang miskin" bagaimana tidak, saya sendiri merasa urung untuk terus berada di lingkungan sosial saya tapi saya sangat merindukan berbicara dengan manusia lainya, itulah kenapa saya selalu disebut 'cerewet' cerewet saya lahir ketika saya sudah bosan berbincang dengan dunia ilusi saya yang kalangkabut entah kemana, dunia nyata memang menangtang tapi sungguh saya merasa ini sangat membosankan dengan segala akalbusuk dan tipu daya saling memberi harapan dan senyuman palsu kapanpun dan dimanapun mereka berada, Oh betapa busuknya pun penilaian saya terhadap mereka diluar sana, maaf saya hanya sedang merasa kecewa dan tetap ingin menumbuhkan sifat jujur untuk tetap bertahan hidup agar tidak lagi saya merasa mati karena tidak mampu menerima kenyataan.. dunia impian itu menyenangkan dibandingkan harus bercengkrama dengan kenyataan yang munafik dan sudah dirancang sedemikian rupa ini. Dan ketika saya sadar bahawa saat ini pun saya dalam dunia nyata saya menuduh diri saya yang terlalu apatis dalam menyikapi suatu hal, dan lagi lagi pertikaian dalam diri saya ini yang selalu memberhentikan niat dan rencana yang sebelumnya sudah saya susun serapih rapihnya mungkin.. haha
mereka diluar sana pasti terbahak bahak .. ini sungguh benar benar kacau, tapi sejujurnya saya menikmati ini "inilah anugrah" berulang ulang kali saya bersyukur, atas segala apapun yang terjadi dalam hidup saya,
haha
anugrah ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More